Di jaman modern ini jarang ditemui pengrajin anyaman bambu tradisional. Kebanyakan orang lebih memilih pekerjaan kantoran dan menjadi pegawai tetap daripada menjadi pengrajin yang gajinya belum tentu, padahal usaha pengrajin bambu ini lebih berpotensi jika ditekuni dengan serius, serta pekerjaan ini dapat mengangkat potensi dan ekonomi masyarakat setempat.
Di desa suling wetan tepatnya dusun Baleddan terdapat beberapa pengrajin bambu, khususnya kerajina tampah. Tampah adalah salah satu kerajinan yang terbuat dari bambu muda yang dianyam yang memiliki berbagai fungsi salah satunya sebagai alat pengayak beras dan semacamnya. Salah satu pengrajin tampah bernama Pak Miswari, Orang yang akrab di panggil Pak Mis tersebut merupakan pengrajin tampah tertua di kecamatan cermee. Beliau membuat tampah sejak tahun 1940 hingga sekarang. Beliau mewarisi pekerjaan ini dari leluhurnya.
Biasanya beliau bermodalkan sepotong bambu, dan dia sulap menjadi 6-7 tampah, dia sangat ulet dan cepat dalam pengerjaannya . Beliau tidak memasarkan sendiri hasil produknya, namun ketika barang sudah jadi langsung ada pemborong bahkan pemesan banyak memesan sebelum barang jadi. Konsumen kebanyakan dari luar desa Suling Wetan bahkan luar kecamatan Cermee. Dari hasil usaha ini, beliau mampu menghidupi keluarganya hingga beliau memiliki cicit.